twitter



     Ada seorang ayah yang baru saja pulang dari kantor,saat itu hari sudah larut malam. Dengan perasaan yang sangat kesal,dan lelah sekali dia masuk kedalam rumah. Dia menemukan anaknya yang baru berusia lima tahun duduk bersandar diatas kursi yang sudah sejak tadi menunggu kedatangannya.
     "Ayah,apakah saya boleh bertanya pada ayah??" tanya anak itu dengan penuh harap.

     "Tentu saja boleh,apa yang ingin kau katakan?" balas sang ayah.

     "Mmm,,berapa upah ayah setiap jamnya?"

     "Wah, masalah seperti ini tidak perlu kau tanyakan,mengapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu?? Ayahnya menjawab dengan nada yang sedikit gusar.

     Dengan nada yang agak gemeteran, anak tersebut memohon dengan sangat. "Ayah, saya hanya ingin mengetahui berapa upah ayah perjam? Tolong beri tahu saya.."

     "Baiklah, kalau kau merasa untuk mengetahuinya, upah ayah setiap jamnya lima puluh ribu rupiah".

     "Uuh.." Anak kecil tersebut menundukkan kepala dan berfikir sejenak, kemudian melanjutkan berkat, " Ayah, bolehkah saya meminjam uang ayah sebesar lima puluh ribu rupiah? "

     Kesabaran ayah anak itu telah habis, dengan nada kers dia menegur," jika kamu menanyakan hal seperti ini hanya ingin meminjam uang untuk membeli mainan atau benda lain yang sama sekali tidak ada gunanya itu, maka sebaiknya kamu sekarang segera kembali ke kamar! Coba pikirkan mengapa kamu hanya memikirkan diri sendiri. Ayah setiap hari bekerja lembur dengan susah payah untuk memberi nafkah kepada kalian, tidak ada waktu yang berlebihan untuk permainan semacam ini.!"

     Akhirnya dengan tertunduk lesu anak itu masuk ke dalam kamarnya dam menutup pintu kamar. Setelah duduk diatas kursi Si ayah memikirkan kembali pertanyaan anaknya,semakin dipikir semakin menjadi jengkel. " Beraninya dia menanyakan hal tersebut hanya untuk meminjam uang? dalam hati ayah tersebut terus berfikir".

     Namun, lewat satu jam kemudian ayah bisa menenangkan dirinya.  Dia mulai berfikir," mungkin sikap saya terlalu keras terhadap anak itu, atau mungkin dia seharusnya menggunakan uang lima puluh ribu tersebut  untuk membelikan barang yang benar-benar dia inginkan, agar tidak sering-sering lagi minta kepadaku."

     Karena itu, sang ayah pergi ke kamar anaknya dan mengetuk pintu sambil bertanya," anakku,apakah kamu sudah tidur?"
     
     "Belum ayah, saya masih terjaga.. " Sahut anak itu lirih.

     "Ayah baru saja berfikir,mungkin ayah terlalu keras kepadamu..." Ayah tersebut melanjutkan berkata," Maafkan ayah yang telah meluapkan kesalahan dalam hati! Ini ayah berikan uang yang kau mau..." kata si ayah sambil menyodorkan uang lima puluh ribu itu.

     Dengan tersenyum simpul anak tersebut duduk di atas ranjang sambil berteriak girang, " terima kasih, ayah!". Anak itu lalu mengeluarkan uang kertas yang sudah lusuh serta uang receh dibawah bantalnya.

     Si ayah yang melihat anaknya yang memiliki uang sebesar itu, dan masih juga meminta uang kepadanya,hampir membuat kejengkelannya meluap lagi.

     Dengan hati-hati anak itu menghitung uangnya," seribu,sepuluh ribu, dua puluh ribu, empat puluh ribu...lima puluh ribu..." gumannya menghitung uang receh yang ia miliki. Ketika genap seratus ribu, dengan mata berbinar dia memandang ayahnya.

     Baru saja ingin mengatakan sesuatu, si ayah tidak bisa menahan kejengkelannya, dan dengan nada gusar dia bertanya," kamu telah mempunyai uang sebanyak itu, mengapa masih saja meminta lagi??"

     "Karena uang saya tak mencukupi..tetapi..tapi.. sekarang sudah cukup yah...."

     Dengan mata berkaca-kaca, anak tersebut melanjutkan perkataannya, "Ayah, sekarang saya sudah punya uang sebanyak seratus ribu, bolehkah saya membeli waktu ayah selama dua jam?? karena besok saya sangat ingin sekali makan malam bersama ayah..."

     Mata jernih anak tersebut, berlinangan air mata, sedangkan didalam hati sang ayah penuh dengan penyesalan.."


" Wahai para ayah... Sesibuk apapun aktivitas anda,seberharga apapun waktu anda untuk bekerja... Tolong jangan lupakan buah hati anda,, Luangkan waktu anda satu jam saja untuk dekat dengan anak anda. Mungkin bagi ayah uanglah yang membuat anak bahagia, tapi sebaliknya bagi anak. Anak hanya ingin kasih sayang dari orang tuanya,apalah arti uang jika kita harus jauh dari ayah.. karena ketulusan hati ayah dan ibu adalah segala-galanya untuk sang buah hati dan merasakan mempunyai orang tua yang sesungguhnya..."

Jadilah orang yang berbakti
Isi hidup dengan hal yang  yang berarti
Agar kelak kita kan dipertemukan kembali
Di taman Surga-Nya yang abadi

      

     

0 komentar:

Posting Komentar