twitter


A. Pengertian

     Pengertian Uang adalah proses memproduksi atau menghasilkan uang baru. Terdapat tiga cara untuk menciptakan uang: pertama dengan cara mencetak mata uang kertas atau logam, kedua melalui pengadaan utang dan pinjaman serta ketiga melalui beragam kebijakan pemerintah, misalnya seperti pelanggaran kuantitatif,berbagai praktik dan regulasi untuk mengaur produksi, pengeluaran, dan penarikan uang adalah perhatian utama dalam ilmu ekonomi moneter (misalnya tentang persediaan uang, mazhab monetarisme), dan mempengaruhi berjalannya pasar keuangan dan daya beli uang.
     Bank sentral bertanggung jawab mengukur jumlah uang beredar, yang menunjukkan banyaknya uang yang ada pada suatu waktu tertentu. Jumlah uang baru yang tidak diketahui penciptaanya dapat ditunjuukan dengan cara membandingkan pengukuran-pengukuran tersebut pada waktu yang berbeda.
     Perusakan atas nama uang dapat terjadi apabila uang logam di leburkan  untuk mendapatkan kembali kandungan logam mulianya. Tindakan ini memperoleh insentif bila ternyata nilai logam yang didapat melebihi nilai nominal uang logam, atau ketika pencetakannya menarik kembali jaminan atas keamanannya.

B. Jenis-jenis Uang
  • Uang Kartal
     Uang kartal terdiri dari uang kertas dan uang logam. Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib diterima oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli sehari-hari. Menurut undang-undang bank sentral No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat 1, bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk mengeluarkan uang logam dan kertas. Hak tunggal untuk mengeluarkan uang yang dimiliki bank indonesia di sebut hak oktroi.
      Menurut Undang-undang pokok Bank Indonesia No. 11/1963, terdapat dua jenis uang kartal yaitu uang negara dan uang bank. Uang negara adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah, terbuat dari kertas yang memiliki ciri-ciri:
  1. Dikeluarkan oleh pemerintah
  2. Dijamin oleh undang-undang
  3. Bertuliskan nama negara yang mengeluarkannya
  4. Ditanda tangani oleh menteri keuangan
     Namun, sejak berlakunya undang-undang No. 13/1968, uang negara dihentikan peredarannya dan diganti dengan uang bank.
  • Uang Bank
     Uang bank adalah uang yang dikeluarkan  oleh bank sentral berupa uang logam dan uang kertas. Ciri-cirinya:
  1. Dikeluarkan oleh bank Sentral
  2. Dijamin dengan emas atau valuta asing yang disimpan di bank sentral
  3. Bertuliskan nama bank sentral yang bersangkutan (di indonesia: Bank Indonesia)
  4. Ditanda tangani oleh gubernur bank sentral.
     Jenis Uang Kartal menurut bahan pembuatannya:
  • Uang Logam
     Uang logam biasanya terbuat dari emas atau perak karena emas dan perak memenuhi syarat=syarat uang yang efisien. Karena harga emas dan perak yang cenderung tinggi dan stabil, emas dan perak mudah dikenali dan diterima oleh orang. Disamping itu, emas dan perak tidak akan musnah. Emas dan perak juga mudah dibagi-bagi menjadi unit yang lebih kecil. Di zaman sekarang, uang logam tidak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai nominalnya. Nilai nominal itu merupakan pernyataan bahwa sejumlah emas dengan berat tertentu terkandung di dalamnya.
     Uang logam memiliki tiga macam nilai:
  • Nilai intrinsik, yaitu  nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya beberapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk mata uang. Menurut sejarah, uang emas dan perak pernah dipakai sebagai uang. Ada beberapa alasan mengapa emas dan perak dijadikan sebagai bahan uang antara lain:
  1. Tahan lama dan tidak mudah rusak 
  2. Digemari oleh umum atau sebagian masyarakat
  3. Nilainya tinggi dan jumlahnya terbatas
  4. Nilainya tetap sekalipun dipecah menjadi bagian-bagian kecil
     Sekalipun emas dan perak sudah memenuhi syarat-syarat uang, namun pada saat ini emas dan perak tidak dipakai lagi sebagai bahan uang karena berbagai alasan, yaitu:
  1. Jumlahnya sangat langka sehingga sulit didapatkan dalam jumlah besar
  2. Nilainya tidak dapat diukur dengan tepat
  3. Uang  emas semakin hilang dari peredaran,biasanya karena banyak yang di lebur atau dijadikan perhiasan
  • Nilai Nominal, yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga yang tertera pada mata uang. Misalnya seratus rupiah (Rp. 100,00), atau lima ratus rupiah (Rp. 500,00). 
  • Nilai tukar, yaitu kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan suatu barang. Misalnya uang Rp. 500,00 dapat ditukar dengan sebuah permen, dll.

  • Uang Kertas
     Uang Kertas adalah uang yang terbuat dar kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU NO. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang  dimaksud uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari kertas atau bahan lainnya. Uang kertas me3mpunyai nilai karena nominalnya. Oleh karena itu, uang kertas hanya memiliki dua macam nilai, yaitu nilai nominal dan nilai tukar.
     Ada 2 macam nilai kertas:
  1. Uang kertas Negara, yaitu uang kertas yang dikeluarkan oleh pemerintah dan alat pembayaran yang sah dengan jumlah terbatas dan ditandatangani menteri keuangan.
  2. Uang kertas Bank,  yaitu uang  yang dikeluarkan oleh bank sentral 
     Beberapa keuntungan terhadap pemakaian logam mulia:
  1. Penghematan terhadap pemakaian logam mulia
  2. Ongkos pembuatan relatif murah dibandingkan dengan ongkos pembuatan uang logam
  3. Peredaran uang kertas bersifat elastis sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan uang.
  4. Mempermudah pengiriman dalam jumlah besar.
  • Uang Giral
     Uang Giral tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat akan adanya sebuah alat tukar yang lebih mudah, praktis dan aman. D indonesia, bank yang berhak menciptakan uang giral adalah bank umum selain bank indonesia. Menurut UU no. 7 tentang perbankan tahun 1992, definisi uang giral adalah tagihan yang ada di bank umum, yang dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai alat pembayaran. Bentuk uang giral dapat berupa cek, giro, atau telegrafic transfer.
     Uang giral bukan merupakan alat pembayaran yang sah. Artinya masyarakat boleh menolak dibayar dengan uang giral.
     Uang giral dapat terjadi dengan cara berikut:
  1. Penyetoran uang tunai kepada bank dan dicatat dalam rekening koran atas nama penyetor, penyetor menerima buku cek dan buku gilyet.
  2. Karena transaksi surat berharga
  3. Mendapat kredit dari bank yang dicatat dalam rekening koran dan dapat diambil sewaktu-waktu
  4. Memudahkan pembayaran karena tidak perlu menghitung uang
  5. Lebih aman karena resiko uang hilang lebih kecil dan bila hilang segera dilaporkan ke bank
  • Uang Kuasi
     Uang kuasi adalah surat-surat berharga yang dapat dijadikan sebagai alat pembayaran. biasanya uang kuasi ini terdiri atas deposito berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing milik swasta domestik.
 

http://azenismail.wordpress.com/2011/04/10/uang-bank-dan-penciptaan-uang/
     


PENDAHULUAN
Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor
Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor adalah Produk Nasional Neto dikurangi pajak tak langsung ditambah subsidi . Jumlah inilah yang diterima faktor produksi yang dimiliki penduduk suatu negara.
BAB XI & XII
A. Pengertian
Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor
Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor adalah Produk Nasional Neto dikurangi pajak tak langsung ditambah subsidi . Jumlah inilah yang diterima faktor produksi yang dimiliki penduduk suatu negara. Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor merupakan penjumlahan dari lima hal , yaitu
a. Upah atau gaji yang diterima buruh atau karyawan
b. Pendapatan dari seseorang yang melakukan bisnis individu (bukan perusahaan)
c. Keuntungan perusahaan
d. Pendapatan bunga selisih dari perusahaan
e. Pendapatan sewa
B. Model anlalisis dengan variabel investasi dan tabungan
Model Analisis dengan variabel investasi tabungan adalah pengeluaran yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang lebih banyak lagi , atau dengan kata lain merupakan pengeluaran yang ditambahkan kepada komponen-komponen barang modal .
Tujuan dari pelaksanaan model analisis dengan variabel investasi tabungan ini adalah mencari keuntungan di kemudian hari melalui pengoperasiaan mesin dan pabrik .
Analisis keuangan pemerintah biasanya mencakup 4 aspek sebagai berikut, yaitu :
  1. Operasi keuangan pemerintah dalam hubungan dengan defisit / surplus anggaran dan sumber-sumber pembiayaannya;
  2. Dampak operasi keuangan pemerintah terhadap kegiatan sektor riil melalui pengaruhnya terhadap Pengeluaran Konsumsi dan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) pemerintah;
  3. Dampak rupiah operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan pemerintah terhadap ekspansi bersih pada jumlah uang yang beredar;
  4. Dampak Valuta Asing operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan pemerintah terhadap aliran devisa masuk bersih.
Terdapat sumber data untuk memperkirakan Investasi dan Tabungan Nasional, yaitu :
  • data Produk Domestik Bruto atas dasar harga berlaku menurut penggunaan [lihat tabel III dan III.1]
  • Neraca Arus Dana yang digunakan oleh tim gabungan B.P.S., Bank Indonesia, dan Departemen Keuangan.
Dalam menganalisis pertumbuhan Produk Domestik Bruto terlihat adanya kecenderungan untuk lebih menggunakan data Produk Domestik Bruto menurut penggunaan. Kalau kita menganggap bahwa perkiraan Investasi dan Tabungan Nasional Bruto yang dihasilkan oleh Tim Gabungan B.P.S., Bank Indonesia, dan Departemen Keuangan lebih mendekati kebenaran, maka seyogyanya data statistik Produk Domestik Bruto menurut penggunaan yang dipublikasikan oleh B.P.S. perlu diperbaiki.
C. Hubungan antara pertumbuhan ekonomi, inflsi dan pengangguran
Salah Satu masalah jangka pendek dalam ekonomi yaitu inflasi, pengangguran dan neraca pembayaran.
Inflasi (inflation) adalah gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga umum yang berlangsung terus menerus.
Ada tiga jenis inflasi yaitu:
1) inflasi tarikan permintaan (demand-pull inflation)
2) inflasi desakan biaya (cost-push inflation)
3) inflasi karena pengaruh impor (imported inflation).
Tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah ekonomi yang dihadapi suatu negara. Bagi negara yang perekonomiannya baik, tingkat inflasi yang terjadi berkisar antara 2 sampai 4 persen per tahun.
Tingkat inflasi yang berkisar antara 2 sampai 4 persen dikatakan tingkat inflasi yang rendah. Selanjut tingkat inflasi yang berkisar antara 7 sampai 10 persen dikatakan inflasi yang tinggi.
Didasarkan pada fakta itulah A.W. Phillips mengamati hubungan antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran. Dari hasil pengamatannya, ternyata ada hubungan yang erat antara inflasi dengan tingkat pengangguran, dalam arti jika inflasi tinggi, maka pengangguran akan rendah. Hasil pengamatan Phillips ini dikenal dengan kurva Phillip.

KURVA PHILLIP


Masalah utama dan mendasar dalam ketenagakerjaan di Indonesia adalah masalah upah yang rendah dan tingkat pengangguran yang tinggi. Hal tersebut disebabkan karena, pertambahan tenaga kerja baru jauh lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan kerja yang dapat disediakan setiap tahunnya.
Pertumbuhan tenaga kerja yang lebih besar dibandingkan dengan ketersediaan lapangan kerja menimbulkan pengangguran yang tinggi. Pengangguran merupakan salah satu masalah utama dalam jangka pendek yang selalu dihadapi setiap negara. Karena itu, setiap perekonomian dan negara pasti menghadapi masalah pengangguran, yaitu pengangguran alamiah (natural rate of unemployment).
Untuk menggambarkan kurva Phillips di Indonesia digunakan data tingkat inflasi tahunan dan tingkat pengangguran yang ada. Data digunakan adalah data dari tahun 1980 hingga tahun 2005. Berdasarkan hasil pengamatan dengan data yang ada, maka kurva Phillips untuk Indonesia terlihat seperti gambar berikut :


Kurva Phillips untuk Indonesia
A.W. Phillips menggambarkan bagaimana sebaran hubungan antara inflasi dengan tingkat pengangguran didasarkan pada asumsi bahwa inflasi merupakan cerminan dari adanya kenaikan permintaan agregat. Dengan naiknya permintaan agre-gat, maka sesuai dengan teori permintaan, jika permintaan naik maka harga akan naik. Dengan tingginya harga (inflasi) maka untuk memenuhi permintaan tersebut produsen meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah tenaga kerja (tenaga kerja merupakan satu-satunya input yang dapat meningkatkan output). Akibat dari peningkatan permintaan tenaga kerja maka dengan naiknya harga-harga (inflasi) maka, pengangguran berkurang.
Menggunakan pendekatan A.W.Phillips dengan menghubungkan antara pengangguran dengan tingkat inflasi untuk kasus Indonesia kurang tepat. Hal ini didasarkan pada hasil analisis tingkat pengangguran dan inflasi di Indonesia dari tahun 1980 hingga 2005, ternyata secara statistik maupun grafis tidak ada pengaruh yang signifikan antara inflasi dengan tingkat pengangguran.

Sumber :
http://www.endz4shared.co.cc/2010/05/pengertian-pendapatan-nasional.html
http://keketonly.blogspot.com/2010/05/tugas-teori-organisasi-umum-2-bab-10-14.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/tou-2-analisis-pendapatan-nasional-untuk-perekonomian-tertutup-sederhana-dan-pertumbuhan-ekonomi/